REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Pemerintah Turki menetapkan tiga hari masa berkabung setelah dua ledakan terjadi di tengah aksi damai di Ankara. Ledakan yang menewaskan sekitar 95 orang itu dinilai serangan paling tragis sepanjang sejarah Turki.
Dilansir dari Aljazirah, Perdana Menteri Turki Ahmet Davotoglu menyatakan, serangan pada Sabtu (10/10) kemarin telah menyebabkan 246 orang terluka. Dari seluruh korban terluka tadi, 48 orang masih mendapatkan perawatan intensif.
Ledakan kembar yang terjadi dekat stasiun kereta api utama Ankara itu pun dianggap menciptakan ketegangan menjelang pemilihan umum Turki pada 1 November nanti.
Partai Turki Pro-Kurdi, Peoples Democratic Party yang merupakan salah satu kelompok yang menyerukan aksi damai menyebutkan, korban tewas mencapai 128 orang melalui akun Twitter resmi mereka.
Namun, jumlah itu tidak dikonfirmasi oleh pemerintah Turki.