Ahad 11 Oct 2015 23:00 WIB

Serangan Militer Suriah Tewaskan 125 Tentara ISIS dan Nusra

Rudal jelajah Rusia yang ditembakkan ke wilayah Suriah yang dikuasai ISIS.
Foto: Tass/Itar-Tass
Rudal jelajah Rusia yang ditembakkan ke wilayah Suriah yang dikuasai ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sedikitnya 125 petempur dari Negara Islam (ISIS) dan Front An Nusra --yang memiliki hubungan dengan Alqaidah -- tewas selama serangan besar oleh militer Suriah di Provinsi Hama di bagian tengah negeri tersebut.

Sejumlah peluncur roket juga hancur dalam operasi itu, yang dilancarkan Sabtu (10/10) dan didukung oleh serangan udara Suriah dan Rusia, demikian laporan media setempat. Pasukan udara tersebut melancarkan serangan gencar terhadap IS dan Front An-Nusra di Kota Kecil Atshan dan Taman di Provinsi Hama, Provinsi Idlib --yang bertetangga dan menjadi tempat gerilyawan menguasai banyak wilayah.

Satu sumber militer mengatakan kepada Xinhua, Ahad (11/10), serangan udara Rusia ditujukan kepada semua daerah tempat kelompok tersebut berada, terutama posisi IS. Ia mengatakan serangan udara itu telah mencapai "hasil langsung", dan mengakibatkan 'kerugian sangat besar' di pihak gerilyawan.

"Kami sangat optimistis bahwa koalis (Rusia-Suriah) ini adalah langkah serius ke arah penghapusan aksi teror sampai ke akarnya," katanya.

Pada Jumat (9/10), militer Suriah merebut kembali Kota Kecil Bahsa, setelah menewaskan dan melukai 104 gerilyawan. Angkatan Darat Suriah pada Rabu (7/10) memulai operasi militer terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan di Hama dengan dukungan pasukan udara Suriah dan Rusia, dengan tujuan mengamankan jalan antara Hama dan Provinsi Homs di Suriah Tengah.

Sementara itu, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, kelompok pengamat yang berpusat di Inggris dan memiliki kontak luas di Suriah, melaporkan "serangan udara gencar Rusia" di Hama dilancarkan bersamaan dengan pertempuran sengit di darat.

Pertempuran di Hama Utara antara prajurit Angkatan Darat Suriah yang dikung oleh serangan udara Rusia dan beberapa kelompok mujahidin adalah "yang paling gencar" di daerah itu selama berbulan-bulan, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement