REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku tidak akan mengerahkan pasukan darat ke Suriah untuk menargetkan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kami tidak berencana melakukan ini (operasi darat), dan teman-teman Suriah kami tahu tentang hal ini," kata Putin dalam sebuah wawancara yang disiarkan di saluran televisi Rossiya-1 seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Senin (12/10).
Dia juga mengaku Rusia tidak ingin terlibat dalam perang antaragama di Suriah. Putin juga menjelaskan Moskow tidak melihat perbedaan antara kelompok Sunni dan Syiah.
Rusia telah melancarkan serangan udara ke kelompok perlawanan Suriah. Serangan ditujukan terutama ke kelompok ISIS. Kendati AS menilai Rusia tidak membedakan antara oposisi moderat dan radikal. Bagi AS tujuan utama Putin adalah menyelamatkan rezim Presiden Bashar al-Assad.
Putin mengatakan, tujuan operasi Rusia adalah untuk menstabilkan pemerintahan yang sah dan menciptakan kondisi agar bisa ditemukannya kompromi politik.
Berbicara tentang persenjataan yang digunakan dalam serangan, termasuk rudal jelajah Rusia ditembakkan dari Laut Kaspia di target lebih dari 1.500 kilometer, Putin menolak jika Rusia ingin menggelar perlombaan senjata dengan Barat.
‘’Ini bukan tentang perlombaan senjata, ini adalah tentang fakta bahwa senjata modern membaik dan berubah. Di negara lain, hal ini terjadi lebih cepat daripada di sini, itulah mengapa kita harus mengikutinya,’’ ujarnya.