Senin 12 Oct 2015 11:31 WIB

Partai Pro-Kurdi: Pemerintah Turki Gagal Tangani Bom

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Bom meledak saat aksi unjuk rasa di Ankara, Turki, Sabtu (10/10).
Foto: Reuters
Bom meledak saat aksi unjuk rasa di Ankara, Turki, Sabtu (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemimpin partai rakyat demokratis (HDP) pro Kurdi, Selahattin Demirtas menuduh Pemerintah Turki gagal menangani serangan ledakan bom di dekat stasiun Ankara, Turki, Sabtu (10/10).

"Negara yang mendapat informasi tentang burung yang terbang, tetapi tidak mampu mencegah pembunuhan di jantung Ankara," katanya seperti dikutip dari laman BBC, Senin (12/10).

Menurut HDP, korban tewas akibat ledakan Sabtu setidaknya mencapai 128 jiwa.  Pihak berwenang Turki menyatakan, dua pengebom bunuh diri terlibat saat berlangsungnya aksi unjuk rasa Sabtu kemarin. Keduanya diyakini bagian dari  kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dua pejabat senior keamanan yang berbicara kepada Reuters mengatakan bahwa ISIS harus disalahkan atas insiden ini. "Semua tanda-tanda menunjukkan bahwa serangan itu mungkin telah dilakukan oleh ISIS.  Kami benar-benar terfokus pada ISIS," ujar salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.

Di Istanbul, ratusan pelayat yang hadir di pemakaman salah satu korban, Kubra Meltem Mollaoglu, meneriakkan kata kata perlawanan. "Pemerintah pembunuh akan bertanggung jawab atas kejahatan ini!"

Di luar kamar mayat forensik di Ankara, keluarga dan teman-teman korban dengan sedih menunggu hasil jasad orang yang mereka cintai. "Semua orang datang ke sini untuk membela perdamaian," kata Umit yang adiknya tewas dalam serangan itu.

Serangan terjadi tiga pekan jelang pemilihan umum Turki. Sebelumnya Turki telah menyatakan perang terhadap kelompok milisi Kurdi, Partai Pekerja Kurdistan, dan ISIS.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement