REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Sebuah boneka dan beberapa mainan menjadi sisa-sisa peninggalan gadis kecil berusia dua tahun Rahaf Hassan. Ia bersama ibunya yang sedang hamil lima bulan turut menjadi korban tewas keganasan serangan udara Israel di selatan Kota Gaza, Ahad (11/10).

Sesaat sebelum serangan, Rahaf dan sang bunda tinggal di rumah yang berdiri di antara lahan perkebunan zaitun. Tidak ada tanda-tanda, rumah itu berada dekat dengan instalasi militer.  Kendati Israel mengklaim rumah korban dekat dengan pangkalan militer yang digunakan oleh pejuang Palestina.

Keheningan malam seketika pecah saat serangan udara Zionis menghantam wilayah perkebunan tersebut.  Rumah Rahaf hancur seketika oleh misil Jet M16 milik Israel. Seluruh anggota keluarga terjebak di dalam reruntuhan bangunan.

Ayah Rahaf, Yahya, yang selamat dalam insiden itu masih ingat bagaimana putrinya berteriak minta tolong. Gadis mungil itu penuh harap, agar sang ayah dapat menariknya segara.

Yahya mendengar teriakan itu. Namuan tidak banyak yang bisa  dilakukan karena ia sendiri terjebak di reruntuhan bersama putranya.  Rahaf terus berteriak. Namun suaranya perlahan menghilang hingga akhirnya ia tidak lagi bisa diselamatkan.

Ketika tahu Rahaf tak lagi berteriak. Yahya hanya bisa menangis, dan berharap pertolongan segera tiba. "Saya di sini, tolong kami! Saya masih bisa mendengar suara putranya saya. Tapi tak ada lagi terdengar suara Rahaf," ujar Yahya.

Paman Yahya, Husam mengatakan kepada Maan News, di dekat rumah korban tidak ada instalasi militer. Situasi di Yerusalem, Tepi Barat, dan Jalur Gaza memanas dalam beberapa waktu terakhir. Ketegangan tidak terlepas dari penodaan Masjid Al-Aqsa oleh aparat Israel. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika