REPUBLIKA.CO.ID,TURKI -- Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menuding kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) merupakan tersangka utama pemboman Ankara yang menewaskan hampir 100 orang pada Sabtu (10/10) lalu.
"Kita fokuskan menginvestigasi keterlibatan ISIS yang mengindikasikan adanya aksi kriminal terorganisir. Namun, kita tidak menjebloskan mereka ke penjara. Tindakan kita harus berlandaskan hukum,” tegasnya.
Dilansir dari BBC pada Selasa (13/10), hingga saat ini belum ada kelompok yang mengklaim sebagai dalang pemboman. Tetapi, pemerintah Turki percaya bahwa dua laki-laki pembom bunuh diri yang menyebabkan ledakan berniat membubarkan aksi damai.
Korban tewas secara resmi dinyatakan sebanyak 97 orang dan 250 orang terluka. Tapi, koordinator aksi damai menyatakan terdapat 128 orang korban tewas.
Pemakaman para korban diadakan pada hari Senin (12/10) dengan kehadiran beberapa pelayat yang mengekspresikan kemarahan pada pemerintah.
Ledakan kembar pada Sabtu lalu itu membubarkan kerumunan aktivis di luar stasiun kereta api utama di ibu kota Turki, Ankara. Ledakan tersebut bersamaan dengan seruan diakhirinya kekerasan antara pasukan pemerintah Turki dan militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).