REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Selain mencurigai kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) sebagai dalang pemboman Ankara, Sabtu ( 10/10) lalu, pemerintah Turki menengarai aksi tersebut untuk menurunkan popularitas Presiden Turki Tayyip Erdogan.
Reuters melansir, Senin (12/10) bahwa Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan yang terburuk di tanah Turki. Lantaran bisa mempengaruhi hasil jajak pendapat bagi pemerintahan Erdogan pada November nanti.
Indikasinya, dua bom meledak dengan selang waktu satu detik yang menargetkan para aktivis pro-Kurdi dan kelompok-kelompok sipil di dekat stasiun kereta api utama Ankara.
“Kami sudah dekat dengan nama, yang menunjuk ke satu kelompok,"kata Davutoglu pada televisi Turki NTV.