REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan pada Juli 2011 pertama kalinya menerapkan kebiri kimia untuk pelaku kejahatan seksual terhadap anak di bawah usia 16 tahun. Kebiri kimia berarti memanipulasi hormon untuk mengurangi perilaku seksual patologis yang pertama kalinya ditemukan pada 1944 oleh ahli terdahulu.
Pada saat itu, dietilstilbestrol digunakan untuk menurunkan kadar testosteron pada pria. Medroksiprogesteron asetat dan cyproterone asetat telah digunakan di seluruh Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa untuk mengurangi fantasi seksual dan impuls seksual para pelaku kejahatan seksual.
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli menemukan pengobatan paraphilias. Pengobatan ini menggunakan luteinizing hormone releasing hormone (LHRH) agonis, seperti leuprolide asetat dan goserelin.
California menjadi negara bagian Amerika Serikat pertama yang menerapkan kebiri kimia pada 1996. Testosteron adalah hormon utama yang mengendalikan libido dan fungsi seksual seseorang.
Ahli medis Korea Selatan, Joo Yong Lee dan Kang Su Cho dalam penelitiannya yang diterbitkan dalam Journal of Korean Medical Science (2013) menyebutkan pelaku kejahatan seksual, khususnya pada anak di bawah umur memiliki libido lebih tinggi dari pria normal. Kebiri kimia secara pasti akan mengurangi hasrat seksual, kemampuan seksual, dan reoffending seksual seseorang.
"Kebiri kimia dengan menggunakan LHRH agonis akan mengurangi sirkulasi testosteron ke level lebih rendah," tulis Joo Yong.