REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Juru bicara milisi Kurdi Suriah (YPG) Polat Can mengatakan, Senin (12/10), Pasukan Koalisi Arab Suriah yang terdiri dari Jaysh al-Thuwwar, the Burkan al-Firat Operations Center, the Al-Sanadid Force dan Brigade Groups of Aljazirah bersama Assyrian Military Council serta YPG dan YPJ ( sayap militer perempuan YPG) akan membentuk koalisi bersama.
Koalisi tersebut dinamakan Pasukan Demokratik Suriah atau Syrian Democratic Forces. "Mengingat perubahan kondisi baik politik dan militer dan masa sensitif yang dilewati negara kita, diperlukan pembentukan militer nasional bersama untuk semua warga Suriah yang terdiri dari Kurdi, Arab, dan Assyria serta mereka yang hidup di wilayah Suriah," ujar Can dalam kicauan di Twitter-nya.
Menurutnya, Pasukan Demokratik Suriah akan meluncurkan pemerintahan sendiri di Suriah. Mereka ingin agar rakyat Suriah memiliki kebebasan, kehormatan untuk mendapatkan seluruh hak dasarnya. "Atas dasar inilah kami ingin mendirikan Pasukan Demokratik Suriah," ujarnya.
Koalisi ini dibentuk tak lama setelah operasi udara Rusia ke Suriah serta dihentikannya program pelatihan milisi oleh personel AS. Kelompok perlawanan antipemerintah Suriah terpecah menjadi beragam faksi. Dua faksi yang kerap menjadi pembicaraan yakni Fron Nusra, ISIS, dan Pasukan Pembebasan Suriah.