REPUBLIKA.CO.ID, MAPUTO -- Kementerian Kesehatan Mozambik pada Selasa (13/10) mengatakan jumlah kasus malaria di negeri itu selama delapan bulan tahun ini turun sebanyak 1,8 persen dibandingkan dengan masa yang sama 2014.
Tapi penyakit tersebut masih terus melumpuhkan negara itu. Ketika berbicara dalam satu pernyataan di Maputo, Wakil Direktur Kesehatan Masyarakat Nasional Benigna Matsinhe mengatakan negeri tersebut mencatat 4,27 juta kasus malaria antara Januari dan Agustus atau turun dari 4,35 juta kasus pada masa yang sama 2014.
Sebanyak 1.800 kasus di antara mereka meninggal.
"Walaupun terjadi penurunan sebanyak 81.000 kasus tahun ini, dibandingkan dengan priode yang sama tahun lalu, angka tersebut masih tetap tinggi dan mengkhawatirkan," katanya.
Semua lembaga kesehatan saat ini prihatin sebab dua provinsi tidak mendaftarkan kemajuan apa pun dan masih menghadapi banyak kasus. Kedua provinsi tersebut adalah yang paling padat penduduk di negeri itu.
Malaria bukan satu-satunya kasus yang membuat khawatir Pemerintah Maputo, tapi penyakit diare juga termasuk di dalam daftar. Penyakit diare mencatat peningkatan jumlah kasus yang didiagnosis sebanyak 8,3 persen dibandingkan dengan periode yang sana tahun lalu.
"Sayangnya, kasus diare meningkat, terutama sekaran ini saat kami berada pada musim panas. Jadi penting untuk melipat-gandakan langkah pencegahan," kata Matsinhe.
Guna memerangi malaria, kegiatan penyemprotan dilakukan pada September dengan tujuan mencapai lebih dari 3,1 juta orang, kebanyakan di Provinsi Maputo dan Gaza.
Pada saat yang sama, kelambu juga dibagikan. Perempuan hamil, anak-anak dan orang yang berusia lanjut menjadi prioritas bagi program pembagian kelambu. Program kebersihan lingkungan hidup termasuk di antara tindakan yang dilancarkan untuk memerangi malaria dan diare.