Rabu 14 Oct 2015 16:27 WIB

Polisi Israel Diizinkan Blokade Yerusalem

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Polisi perbatasan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Shuafat, sebuah daerah pinggiran Arab Yerusalem.
Foto: REUTERS / Ammar Awad
Polisi perbatasan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Shuafat, sebuah daerah pinggiran Arab Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kabinet keamanan Israel setuju memberlakukan sejumlah langkah keamanan baru yang lebih ketat demi memerangi kekerasan antara Israel dan Palestina.

Salah satu upayanya dengan memberlakukan jam malam dan memblokade atau menutup sejumlah wilayah di Yerusalem.

Dilansir laman Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor PM Benjamin Netanyahu pada Rabu (14/10) pagi, kabinet keamanan Israel menyetujui serangkaian langkah-langkah baru yang dirancang untuk memerangi meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina.

Langkah ketat ini diambil sejalan dengan sumpah yang dinyatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, untuk mengambil langkah agresif menghentikan kekerasan.

"Kabinet keamanan memutuskan beberapa langkah untuk memerangi terorisme, terutama otorisasi polisi untuk menutup atau memberlakukan jam malam di beberapa bagian Yerusalem, terkait kasus gesekan atau hasutan untuk melakukan kekerasan," kata kabinet keamanan.

Dikutip Guardian, langkah-langkah lain yang juga diambil kabinet, yakni penempatan 300 pasukan keamanan tambahan Israel di seluruh jaringan transportasi umum di Yerusalem. Pernyataan kabinet mengatakan mereka juga mengerahkan unit militer untuk memperkuat polisi Israel dan menghancurkan rumah-rumah 'teroris' serta mencabut izin tinggal permanen mereka.

Bentrokan meningkat tajam di Yerusalem dan Tepi Barat, sejak pasukan keamanan Israel menindak sejumlah jamaah Palestina yang mengunjungi komplek Masjid Al-Aqsa bulan lalu. Beredar rumor, Israel akan mengambil alih tempat suci tersebut. Sejak itu, bentrokan antara pasukan keamanan dan warga Palestina tak terelakkan lagi.

Sejauh ini delapan warga Israel dan 29 warga Palestina menjadi korban tewas akibat bentrokan. Pada Selasa (13/10) malam, Netanyahu mengatakan siapa pun yang mengangkat tangan untuk menyakiti Israel akan membayarnya dengan mahal. Israel menurutnya tak akan ragu melakukan segala cara untuk mengembalikan perdamaian di kota-kota Israel.

"Hari ini kita akan memutuskan serangkaian langkah-langkah agresif tambahan dalam perang melawan teroris dan hasutan," kata Netanyahu dalam pidatonya di parlemen.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement