REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Palestinian National Initiative Mustafa Barghouti yang merupakan kelompok gerakan politik demokratis mengritik langkah Netanyahu mengizinkan blokade Yerusalem.
Dia mengatakan tindakan Netanyahu hanya akan membawa hasil berkebalikan dari harapan Israel. Menurutnya, ide memblokade dari Israel dan mendirikan pos-pos pemeriksaan hanya akan memperdalam pendudukan militer.
"Satu-satunya cara (untuk mengakhiri kekerasan) adalah mengakhiri pendudukan militer ini, tapi dunia menolak melihat penyebabnya," kata Barghouti kepada Al Jazeera melalui sambungan telepon dari Yerusalem.
Barghouti menambahkan, pemberontakan baru akan terus terjadi jika Israel terus melakukan kekerasan terhadap Palestina. Menurutnya Palestina pada dasarnya mau melakukan perlawanan tanpa kekerasan, tapi Israel selalu menggunakan kekerasan. Israel menurutnya, memungkinkan pemukim menyerang warga Palestina.
Langkah-langkah baru keamanan diluncurkan sehari setelah laporan adanya kekerasan terbaru pada Selasa. Seorang warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di Betlehem, Tepi Barat. Kematian Moataz Zawahra (28 tahun) menambah jumlah kematian warga Palestina akibat ketegangan ini.
Sebelumnya, pada Selasa, tiga warga Israel juga tewas dalam serangan di Yerusalem.