Kamis 15 Oct 2015 10:46 WIB

Remaja 12 Tahun Jadi Bagian Kelompok Ekstremis Australia

Kepolisian Federal Australia memperingatkan ancaman terorisme di negara ini semakin memburuk.
Foto: abc
Kepolisian Federal Australia memperingatkan ancaman terorisme di negara ini semakin memburuk.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kepala Kepolisian Federal Australia (AFP) Komisioner Andrew Colvin mengungkapkan ancaman terorisme di negara ini semakin memburuk. Ia memastikan adanya remaja usia 12 tahun yang telah mengalami radikalisasi dan terkait dengan pelaku penembakan di Parramatta, Sydney.

Dalam wawancara dengan ABC, Komisioner Colvin menjelaskan remaja pria itu kini dalam pengawasan ketat polisi.

Dia dipastikan menjadi bagian dari kelompok ekstremis yang diduga membantu Farhad Jabar (15 tahun), pelaku penembakan karyawan kepolisian beberapa waktu lalu.

Komisioner Colvin mengakui, isu terorisme kini semakin sulit ditangani. "Kami kaget bukan main ada anak 12 tahun yang kini diawasi polisi karena alasan semacam ini. Ya, bagi kita di Australia masalahnya memburuk, bukan membaik," katanya.

Komisioner Colvin mengatakan, kini sejumlah individu di luar negeri (yang bergabung dalam konflik di Timur Tengah) jadi perhatian polisi namun masalahnya tidak meningkat.

"Satuan perbatasan, polisi dan aparat keamanan kita berhasil melakukan pekerjaan dengan baik dalam mencegat orang yang akan pergi ke wilayah konflik," jelasnya.

Namun dia mengakui, problemnya kini semakin akut dan rumit.

"Tentu saja polisi tetap berperan penting karena kami bertanggung jawab memastikan keamanan masyarakat. Namun sebelum polisi terlihat, begitu banyak langkah yang seharusnya bisa ditempuh pada tahap dini yang mungkin tak perlu melibatkan polisi," ujar Komisioner Colvin.

Menteri Kehakiman Michael Keenan menjelaskan, kelompok teroris ISIS kini menjadikan remaja Australia sebagai target perekrutan.

"Tadinya mereka menyasar orang usia 20-an, lalu pada remaja belasan tahun, dan kini para remaja yang lebih muda lagi," katanya.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull dalam pernyataannya menjelaskan, cara paling efektif menghadapi ancaman terorisme adalah mencegah orang menjadi radikal.

Pemimpin Partai Hijau Richard Di Natale menyatakan menyambut baik fokus baru dalam upaya pencegahan radikalisasi melalui program-program sosial.

Pada Kamis (15/10) PM Turnbull menggelar pertemuan membahas terorisme yang dihadiri pejabat kepolisian dan intelijen dari seluruh negara bagian, termasuk pejabat badan intelijen ASIO di Canberra. Hadir pula para pejabat Departemen Pendidikan, terkait dengan upaya mengatasi ekstremisme di kalangan anak muda.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-10-15/ancaman-terorisme-di-australia-semakin-memburuk/1503830
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement