REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang pria di Australia Barat kehilangan 70.000 dolar (atau setara Rp 700 juta) dalam dugaan penipuan online canggih yang melibatkan penjualan emas, dan mendorong pemerintah setempat untuk mengeluarkan peringatan kepada investor.
Pria, yang ingin dikenal sebagai Paulus, ini menerima panggilan telepon pada Oktober tahun lalu dari seseorang yang mengaku mewakili sebuah perusahaan bernama Strauss-Mann Trading Solutions, yang memintanya untuk berinvestasi dalam rekening perdagangan emas di London.
"Saya tegas menolak pada sejumlah kesempatan tapi ia sangat gigih," katanya.
Ia mengungkapkan, "Selama satu bulan ia terus menelepon saya berulang-ulang dan bersikeras harga emas sangat rendah.”
"Pada akhirnya, saya melakukan sedikit penyelidikan yang jelas tak cukup dan memutuskan saya akan mengambil investasi minimal," tambahnya.
Setelah melakukan pembayaran awal sebesar 10.000 dolar amerika (atau setara Rp 130 juta), Paul mengatakan, ia membuat beberapa perdagangan yang ternyata sangat sukses, menggunakan akun online untuk memantau dananya.
"Selama sebulan, saya diam-diam memasukkan apa yang saya sebut uang investasi berisiko tinggi," akunya.
Ia berujar, "Saya memantaunya secara rutin dari akun online yang aman dan waktu itu nilainya tumbuh. Mungkin tak sampai akhir November ketika saya menyadari (uang) itu tumbuh terlalu cepat.”
"Saya kemudian masuk ke akun saya untuk mengambil sebagian dana dan mengisi semua dokumen dan kemudian mulai tak mendapatkan respon via email," sambungnya.
Paul terkunci dari akun-nya sendiri dan belum mampu untuk menghubungi perusahaan tersebut.
"Pada dasarnya, saya memberi mereka ultimatum, yang bahkan tak mereka tanggapi, dan kemudian saya mulai berbicara dengan seorang pengacara untuk mengetahui apa lagi yang bisa kami lakukan, dan kami masih dalam proses itu," jelasnya.
Penipuan online merugikan investor Rp 7 miliar
Lembaga Perlindungan Konsumen memperkirakan sejumlah warga Australia telah menyumbang setidaknya 700.000 dolar AS (atau setara Rp 7 miliar) kepada perusahaan yang diduga palsu selama 10 bulan terakhir.
Direktur layanan ritel lembaga tersebut, yakni Lanie Chopping, mengatakan, situs itu canggih dan terlihat sah, dengan dokumentasi profesional.
Meski demikian, sebuah penyelidikan menemukan, Strauss-Mann Trading Solutions ternyata tak terdaftar di Otoritas Perilaku Keuangan di Inggris, juga tak punya kantor di London seperti yang mereka klaim.
"Para penipu benar-benar berubah sehingga mereka terlihat lebih profesional. Mereka benar-benar meniru situs yang sah," jelas Lanie.
Siapapun yang telah dihubungi Strauss-Mann Trading Solutions disarankan untuk membuat laporan ke Jaringan Laporan Online Kejahatan Cyber Australia (ACORN).