Jumat 16 Oct 2015 18:22 WIB

Cina Tawarkan Latihan Militer Bersama dengan ASEAN

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Kapal penjaga laut Cina berpatroli di Laut Cina Selatan.
Foto: Reuters
Kapal penjaga laut Cina berpatroli di Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina bersedia melakukan pelatihan militer bersama dengan negara-negara Asia Tenggara di wilayah sengketa Laut Cina Selatan. Menteri Pertahanan Cina Chan Wanquan mengatakan latihan tersebut meliputi tindakan saat pertemuan tak disengaja, upaya pencarian, dan penyelamatan.

Chan menyampaikan pada 10 negara anggota //Association of South East Asian Nations// (ASEAN), semua pihak harus mengembangkan hubungan yang baik. "Hal terbesar yang dibutuhkan adalah menjaga stabilitas," kata dia dalam permulaan konferensi informal di Beijing yang dihadiri negara-negara ASEAN, seperti dilansir reuters, Jumat (16/10).

Dalam pernyataan Kementerian Pertahanan di mikroblog, Chang mengatakan bahwa semua pihak harus mengatur dan mengendalikan resiko perselisihan. Sehingga, Cina memutuskan untuk bersedia latihan bersama dengan negara-negara ASEAN mulai tahun depan.

Latihan meliputi implementasi aturan tentang pertemuan tak sengaja di laut, pencarian, dan penyelamatan serta bantuan bencana. Pernyataan tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Keputusan ini muncul ditengah ketegangan antara Cina dan beberapa negara Asia Tenggara dalam masalah sengketa perairan Laut Cina Selatan. Filipina dan Vietnam adalah dua negara yang paling vokal mengecam keras aksi reklamasi di beberapa wilayah yang disengketakan.

Cina mengklaim 95 persen wilayah Laut Cina Selatan yang di beberapa bagian tumpang tindih dengan klaim beberapa negara, termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan dan Brunai. Laut Cina Selatan menjadi jalur perdagangan utama yang bernilai 5 triliun dolar AS per tahunnya. 

Cina melakukan reklamasi penciptaan pulau buatan sejak tahun lalu dengan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini mendapat kritik keras dari negara yang terlibat sengketa. Beberapa waktu lalu, Amerika Serikat mulai ikut campur dengan dalih menjaga stabilitas Asia.

Laporan media mengatakan AS melakukan operasi patroli untuk kebebasan navigasi di dalam 12 batas mil laut wilayah sengketa kepulauan Spratly. Barat dan negara sengketa menuduh Cina memiliterisasi pulau buatan tersebut dengan membangun konstruksi militer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement