Senin 19 Oct 2015 05:13 WIB

Pertama di Dunia, Tambang Batu Bara Operasikan Truk tanpa Awak

Truk tambang milik perusahaan tambang Australia, Rio Tinto di lokasi tambang mereka di Yandicoogina di Pilbara.
Foto: abc
Truk tambang milik perusahaan tambang Australia, Rio Tinto di lokasi tambang mereka di Yandicoogina di Pilbara.

REPUBLIKA.CO.ID, PILBARA -- Dua tambang batubara di Pilbara, Australia Barat menjadi yang pertama di dunia yang mengoperasikan truk raksasa tanpa awak. Truk-truk raksasa pengangkut batubara itu dikendalikan dari jarak 1.200 kilometer di Kota Perth.

Pertambangan batubara milik raksasa perusahaan tambang Australia, Rio Tinto yang terletak di Yandicoogina dan Nammuldi  kini mulai menggunakan truk raksasa tanpa pengemudi. Pekerja di tambang ini mengoperasikan dan mengontrol truk raksasa itu dari pusat Kota Perth yang berjarak 1.200 kilometer.

Josh Bennett, mengelola pengoperasian pertambangan Rio Tinto di Yandicoogina yang terletak di Barat Laut Newman yang menggunakan 22 truk tanpa pengemudi di lokasi tambang tersebut.

 

Bennett mengatakan kedua lokasi tambang terbuka ini merupakan tambang batubara terbesar di dunia.

 

"Dengan mata telanjang memang tambang ini terlihat seperti dioperasikan dengan cara-cara konvensional. Tapi perubahan utama dari pertambangan ini adalah cara kerja yang dilakukan oleh karyawan dan anggota tim kami saat ini,” katanya.

 

"Jadi yang kami lakukan adalah kami memetakan seluruh kawasan pertambangan ini dan memasukkannya ke dalam sebuah sistem dan kemudian berhasil mencari cara bagaimana menggerakkan truk-truk tersebut dari tambang,”

 

Perusahaan ini sekarang mengoperasikan 69 truk tanpa pengemudi di seluruh lokasi tambangnya di Yandicoogina, Nammuldi dan Hope Downs 4.

 

Truk –truk tersebut beroperasi selama 24 jam dalam sehari, 365 hari per tahun tanpa dikemudikan oleh supir yang perlu pergi ke toilet, istirahat makan siang sehingga industri ini memperkirakan sistem operasi mereka yang baru ini dapat menghemat 500 jam kerja per tahun.

 

Bennett mengatakan teknologi ini juga telah menghilangkan risiko bahaya dalam pekerjaan mereka sambil memangkas biaya operasi.

 

"Kami telah menghilangkan risiko kerja yang sangat tinggi di pertambangan dimana karyawan terpapar oleh faktor kelelahan,” katanya.

 

"Memang tidak mudah menggeser posisi karyawan manusia dari  pekerjaan rutin seperti ini, tapi salah satu keuntungan yang kami dapatkan setelah menerapkan sistem pengangkutan mandiri seperti ini terutama pada armada truk adalah  penggunaan mesin-mesin truk pengangkut itu menjadi lebih konsisten,”

 

"Salah satu sumber anggaran terbesar adalah biaya untuk merawat aset bergerak, termasuk truk-truk pengangkut bijih batubara dan karena itu kami banyak  menghabiskan waktu untuk melatih operator truk dan mendidik mereka,”

 

"Jadi jelas ada penghematan modal yang kami lakukan dengan sistem yang baru ini, dimana kami tidak perlu mendirikan kamp, menerbangkan orang ke lokasi tambang, jadi semakin sedikit orang yang terlibat maka semakin sedikit biaya operasi yang harus dikeluarkan, meski masih tetap ada biaya yang diperlukan untuk menjalankan dan merawat sistem ini tentunya,”  kata Bennet menjelaskan.

 

 

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-10-18/pertama-di-dunia-tambang-batubara-di-pilbara-operasikan-truk-tanpa-awak/1504662
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement