Senin 19 Oct 2015 09:39 WIB

Presiden Cina Akan Disambut Keluarga Kerajaan Inggris

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Indira Rezkisari
Polisi berjaga di luar Kedutaan Besar Cina di London. Senin (19/10) akan menjadi hari kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Inggris atas undangan Ratu Elizabeth II.
Foto: Reuters
Polisi berjaga di luar Kedutaan Besar Cina di London. Senin (19/10) akan menjadi hari kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Inggris atas undangan Ratu Elizabeth II.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Selama kunjungan resmi pertamanya ke Inggris, Presiden Xi Jinping akan bertemu dengan anggota keluarga kerajaan Inggris. Xi juga akan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri David Cameron tentang perkembangan masa depan hubungan kedua negara.

Selain itu, pertemuan dengan para pemimpin partai oposisi Inggris dan pemimpin parlemen juga tidak akan dilewatkan oleh Xi. Menurut analis, kunjungan Presiden Cina menyiratkan bahwa negara tersebut menempel sangat penting untuk hubungannya dengan Inggris, negar besar di inti Uni Eropa.

"Saya merasa bahwa dengan memberikan Presiden Xi penerimaan di tingkat tertinggi, itu menunjukkan Inggris sangat ingin memperkuat hubungan bilateral khususnya di bidang kerjasama ekonomi untuk memacu pertumbuhan ekonomi sendiri," ujar Zhou Yogsheng dari China Foreign Affairs University dikutip Chanel News Asia, Senin (19/10).

Selama kunjungannya, Xi akan menyampaikan pidato di ibu kota London. Diperkirakan, ia akan menyentuh pembangunan domestik Cina maupun kebijakan luar negeri. Kedua negara juga diharapkan mendorong kerjasama mereka dalam bidang-bidang seperti tenaga nuklir, kereta api berkecepatan tinggi dan kemitraan ekonomi.

Yongsheng menilai akan ada beberapa hasil yang substantif dari kunjungan Xi tersebut. Misalnya, ia melanjutkan Cina bisa mengkonfirmsi proposal untuk membantu Inggris mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir dan membantu membangun kereta api berkecepatan tinggi.

"Ini semua adalah proyek besar. Mereka juga bisa mendirikan sebuah bank kliring untuk mata uang renminbi di Inggris," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement