REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Petugas keamanan Israel menyelidiki serangan terhadap seorang warga Eritrea yang tewas karena dianggap teroris, Senin (19/10). Pria Eritrea tersebut ditembak dan dipukuli sebelum meregang nyawa.
Sebuah rekaman video menunjukkan pria yang diidentifikasi sebagai Mulu Habtom Zerhom (19 tahun) itu terbaring dalam genangan darah. Penduduk sekitar kemudian melemparkan satu set kursi padanya dan menendanginya.
Insiden terjadi tak lama setelah serangan mematikan oleh seorang Arab Badui Israel di stasiun itu. Insiden juga terjadi di tempat yang sama, di Beersheba.
Seperti dikutip Aljazirah, petugas keamanan Israel menembak seorang warga Eritrea itu karena disangka sebagai kaki tangan pelaku penyerangan.
Rekaman video di ponsel menunjukkan massa yang marah ketika Mulu berbaring terluka di lantai, di bawah bangku.Satu set kursi dijatuhkan pada kepalanya sebelum ia ditendang oleh setidaknya dua orang. Mulu dibawa ke rumah sakit namun ia meninggal pada Ahad malam.
Juru bicara polisi Israel Luba Samri mengatakan petugas sedang berusaha menangkap orang-orang yang agresif menyerang Mulu ketika ia terbaring di lantai. Mulu bekerja di sebuah pabrik pembibitan di Beersheba untuk memperbaharui visanya.
Israel khawatir dengan gelombang penusukan dan penembakan oleh Palestina belakangan ini. Delapan warga Israel telah tewas dan puluhan terluka dalam serangan. Sementara itu lebih dari 40 warga Palestina, termasuk beberapa dari penyerang, juga terbunuh oleh peluru Zionis. .
Seorang pria yang mengaku ikut memukul Mulu mengatakan ia tidak menyadari bahwa Mulu bukan seorang penyerang.
Warga Badus Israel diidentifikasi sebaga Mohannad al-Okbi. Ia menyambar pistol Sersan Levy dan terus menembaknya. Ia juga melukai 10 orang, sebelum ia ditembak mati petugas.