REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL-- Ratusan warga Korea Selatan menuju ke Korea Utara, Selasa (20/10). Mereka pergi untuk melakukan reuni dengan anggota keluarga yang terpisah sejak Perang Korea lebih dari 60 tahun lalu.
"Semoga perjalanan kalian menyenangkan," teriak para pejabat Palang Merah Korsel kepada pria dan wanita lanjut usia yang memasuki kantor imigrasi di kota perbatasan Goseong.
Reuni diikuti sekitar 300 warga Korsel yang sudah lanjut usia. Beberapa di antaranya menggunakan kursi roda. Mereka membawa obat-obatan, dan uang tunai atau oleh-oleh lain untuk diberikan kepada anggota keluarga mereka di Korut.
Para peserta reuni akan bertemu dengan anak-anak, saudara, pasangan dan kerabat mereka lainnya selama tiga hari.
Kim Yong-ok, seorang peserta asal Korsel mengatakan, ia menghadiri reuni karena kakaknya di Korut sedang mencarinya. Ia tidak tahun bila sang kakak masih hidup. "Ini adalah kejutan nyata," katanya.
Reuni sangat emosional karena kebanyakan orang yang mengikuti reuni adalah mereka berusia 70 tahun atau lebih tua. Para lansia ini berharap melihat orang yang mereka cintai sebelum meninggal.
Sebetulnya, Semenanjung Korea masih dalam keadaan perang. Sebab, pertempuran 1950-1953 berakhr dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Hampir setengah dari 130.410 warga Korsel yang ditetapkan untuk menghadiri reuni telah meninggal. Saat reuni mereka kebanyakan menangis dan memeluk satu sama lain. Kemudian mereka bercerita tentang kehidupan dan orang-orang terkasih lainnya sebelum dipisahkan kembali.