REPUBLIKA.CO.ID, LJUBLJANA -- Tentara Slovenia akan membantu kepolisian mengatur arus pendatang dari Kroasia, kata pengumuman pemerintah setelah rapat darurat pada Selasa (20/10).
"Gelombang masuk pendatang pada tiga hari belakangan melampaui seluruh kemungkinan yang dapat diatur," kata pernyataan pemerintah.
Pemerintah menambahkan parlemen akan diminta menyetujui undang-undang, yang membolehkan tentara membantu masalah tersebut dalam keadaan tertentu. Dalam hukum saat ini, tentara hanya bisa memberikan bantuan teknis dan logistik.
Pemerintah Slovenia pada Senin mengatakan menolak memasukkan lebih dari 1.000 pendatang dari Kroasia setelah jatah harian mereka terpenuhi, memicu ketakutan akan kemacetan manusia di jalur Balkan barat.
Pengungsi dan migran yang putus asa dipaksa untuk bermalam dalam suhu sangat dingin dekat rel kereta setelah polisi menghentikan mereka ketika berjalan menyeberangi perbatasan kedua negara Uni Eropa tersebut.
Mereka berada di antara ribuan orang. Kebanyakan menghindari kekacauan di Suriah, Irak, dan Afghanistan yang membuat jalur baru menuju Eropa utara setelah Hungaria menutup perbatasan dengan Kroasia menggunakan kawat berduri.
Langkah terbaru pemerintah Hungaria menghentikan arus yang datang melalui Yunani, Makedonia, dan Serbia telah mendorong para migran menuju Slovenia, dan dari sana mereka berharap meneruskan perjalanan ke Austria dan selanjutnya Jerman.
Lebih dari 8.000 migran memasuki Slovenia pada Senin, 2.000 diantaranya melanjutkan menuju Austria.
"Ini bukan berarti sebuah keadaan darurat," kata Perdana Menteri Miro Cerar kepada wartawan, Selasa.