Rabu 21 Oct 2015 08:30 WIB

AS-Rusia Sepakat Hindari Bentrokan Operasi Udara di Suriah

Rep: Lida Puspaningtyas/Gita Amanda/ Red: Erik Purnama Putra
Militer Rusia memasang rudal di pesawat Sukhoi untuk menyerang basis ISIS di Suriah.
Foto: Reuters
Militer Rusia memasang rudal di pesawat Sukhoi untuk menyerang basis ISIS di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pejabat Amerika Serikat dan militer Rusia menandatangani nota kesepahaman pada Selasa (20/10), terkait keselamatan udara di wilayah Suriah. Kesepakatan untuk menghindari bentrokan yang tak disengaja saat keduanya melaksanakan operasi udara.

Kesepakatan tersebut mencakup langkah yang harus di ambil pilot masing-masing negara, untuk menghindari bentrokan tak disengaja di atas wilayah udara Suriah. Pentagon mengatakan ini dilakukan sebab, kedua negara melaksanakan operasi udara terpisah melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Juru bicara Pentagon Peter Cook mengatakan isi dari kesepakatan dirahasiakan sesuai permintaan Moskow. Namun keduanya sepakat dalam perihal komunikasi dan membangun hotline di daratan.

Menurut Cook, perjanjian tersebut akan memastikan pesawat kedua pihak aman dalam jarak satu sama lain. Ia tidak menyebutkan batas jarak aman. Cook mengatakan kedua negara juga sepakat tidak akan berbagi informasi inteligen.

"Memorandum berisi sejumlah peraturan dan larangan untuk menghindari insiden antara pesawat Amerika dan Rusia," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov, dikutip BBC. Ia tidak menyebutkan rincian lebih lanjut.

Pembahasan terkait hal ini bermula ketika Pentagon mengatakan pesawat Rusia sering mendekat dalam jarak 15-30 km sehingga bisa saling melihat dengan kasat mata. Hal tersebut membawa kekhawatiran terjadinya kecelakaan di udara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement