Rabu 21 Oct 2015 08:36 WIB

Rusia-AS Sepakati Dokumen Keselamatan Udara Operasi di Suriah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Pesawat Rusia SU-24 saat mendarat di pangkalan udara Heymim di Suriah.
Foto: Reuters
Pesawat Rusia SU-24 saat mendarat di pangkalan udara Heymim di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rusia dan Amerika Serikat telah menandatangani kesepakatan untuk menghindari bentrokan pesawat tempur kedua negara di langit Suriah, Selasa (20/10). Pembicaraan masalah ini telah dimulai sejak akhir September lalu.

Juru bicara Pentagon Peter Cook mengatakan, isi dari kesepakatan dirahasiakan sesuai permintaan Moskow. Namun keduanya sepakat ihwal komunikasi dan membangun hotline di daratan.

Menurut Cook, perjanjian tersebut akan memastikan pesawat kedua pihak aman dalam jarak satu sama lain. Ia tidak menyebutkan batas jarak aman. Cook mengatakan kedua negara juga sepakat tidak akan berbagi informasi inteligen.

"Memorandum berisi sejumlah peraturan dan larangan untuk menghindari insiden antara pesawat Amerika dan Rusia," kata Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov seperti dikutip BBC. Ia tidak menyebutkan rincian lebih lanjut.

Sebelumnya Pentagon mengatakan pesawat Rusia sering mendekat dalam jarak 15-30 km sehingga bisa saling melihat dengan kasat mata. Hal tersebut membawa kekhawatiran terjadinya kecelakaan di udara.

Rusia telah menggelar operasi udara sejak 30 September lalu. Moskow menargetkan kelompok ISIS, kendati tak menampik menyasar milisi lain yang masuk dalam daftar. AS mengecam tindakan Rusia di Suriah karena dianggap hanya bertujuan untuk mempertahankan Presiden Bashar al-Assad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement