Rabu 21 Oct 2015 16:47 WIB

Cina-Inggris Sepakati Kerja Sama Nuklir

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Cina Xi Jinping (kanan) beserta istri Peng Liyuan menemani Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip di Buckingham Palace di London, Selasa, 20 Oktober 2015.
Foto: Toby Melville/Pool Photo via AP
Presiden Cina Xi Jinping (kanan) beserta istri Peng Liyuan menemani Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip di Buckingham Palace di London, Selasa, 20 Oktober 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Cina dan Inggris akan menyepakati perjanjian terkait pembangunan pembangkit bertenaga nuklir, Selasa (20/10). Pembangkit tersebut rencananya akan dibuka pada 2025 di Hinkley Point, Somerset.

Cina akan menyumbang sekitar 30 persen dari dana pembuatan. Presiden Cina Xi Jinping akan bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron pada hari kedua kunjungan Xi di Inggris.

Proyek nuklir tersebut berharga sekitar 30 miliar poundsterling. Pembangkit akan dibangun oleh perusahaan energi Prancis EDF dan perusahaan nuklir milik pemerintah Cina CGN.

Dua stasiun nuklir lain juga kabarnya akan dibahas seiring perjanjian awal. Dua stasiun tersebut berada di Sizewell, Suffolk dan Bradwell di Essex. Bulan lalu, Kanselir George Osborne mengunjungi Cina untuk mengamankan perjanjian investasi nuklir di Hinkley Point tersebut.

Menurut editor bisnis BBC, Kamal Ahmed, ini akan menjadi inverstasi terbesar di Cina. "Ini adalah perjanjian yang signifikan dan akan membawa pemimpin Inggris-Cina pada kerja sama yang erat," kata dia.

Proyek Hinkley Point telah menjadi bahasan masa lalu yang realisasinya terhambat karena dana. Rencana awalnya, Hinkley Point akan menjadi pembangkit listrik pada 2023 hingga kemudian tawaran kerja sama diambil Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement