Rabu 21 Oct 2015 17:45 WIB

'Israel Permalukan Warga Palestina'

Polisi perbatasan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Shuafat, sebuah daerah pinggiran Arab Yerusalem.
Foto: REUTERS / Ammar Awad
Polisi perbatasan Israel menahan seorang pengunjuk rasa Palestina dalam bentrokan di Shuafat, sebuah daerah pinggiran Arab Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas Israel meningkatkan pemeriksaan terhadap pemukiman Arab Palestina di wilayah pendudukan Yerusalem Timur. Menurut penduduk al-Issawiya, pemeriksaan oleh aparat Zionis telah membuat hidup mereka menjadi sebuah mimpi buruk.

"Penjajah Israel mencoba menerapkan kebijakan yang memalukan warga Palestina di pos pemeriksaan militer di pintu keluar utama al-Issawiya," ujar Hani al-Issawi, anggota komite lokal.

Ia mengungkapkan, para penduduk desa tidak diizinkan untuk meninggalkan desa dalam kelompok. Sementara setiap orang harus menjalani pemeriksaan ketat.

Pria, termasuk orang tua, dipaksa untuk mengangkat baju mereka. Terkadang mereka juga meminta warga menanggalkan celana. Tak hanya itu, aparat juga melakukan pemeriksaan fisik.

Penduduk wanita juga digeledah oleh tentara perempuan Israel. Tentara itu yang memutuskan apakah perlu pemeriksaan fisik atau sekedar barang bawaan.

Aparat Israel pada 14 Oktober lalu memblokade permukiman tersebut dengan blok-blok beton besar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi serangan pisau warga Palestina yang membuat takut penjajah Israel.

Muhammad Abu al-Hummus, anggota komite lokal mengatakan kepada Maan mereka diperiksa dan dipermalukan di pintu keluar.  "Setiap pagi antrean ank-anak sekolah, pekerja dan karyawan terlihat menunggu di depan pos pemeriksaan," ujarnya. Setiap satu kali pemeriksaan membutuhkan waktu dua hingga lima menit.

Ketegangan di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza pecah menyusul penodaan aparat Israel terhadap masjid Al-Aqsa. Total sudah 50 warga Palestina terbunuh sejak awal Oktober lalu. 

sumber : Maannews
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement