Rabu 21 Oct 2015 22:03 WIB

Tiga Negara Ini Tarik Bantuan untuk Tangani Asap Indonesia

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Kabut asap menyelimuti Sungai Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Ahad (18/10).
Foto: Antara
Kabut asap menyelimuti Sungai Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Ahad (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri luar negeri Indonesia (Menlu) Retno LP Marsudi mengonfirmasi sejumlah negara yang selama ini memberikan bantuan penanganan asap Indonesia akan menarik bantuannya karena alasan tertentu. Negara-negara tersebut adalah Australia, Singapura, dan Malaysia.

Ia mengakui, pesawat bantuan dari Singapura untuk mengatasi asap telah ditarik karena ada kurun waktunya. Sementara pesawat bantuan Malaysia juga telah kembali ke negaranya.

"Namun, Malaysia tengah membahas untuk kembali mengirim pesawat ke sini (Indonesia)," ujarnya, di Jakarta, Rabu (21/10) sore.

Tak hanya Malaysia dan Singapura, kata Retno, pesawat bantuan dari negeri kangguru Australia harus kembali ke negaranya karena ada kebakaran hutan di wilayahnya yaitu New South Wales dan Victoria.

Namun, ia mengakui, pesawat bantuan negara asing seperti Malaysia yang mengoperasikan pesawat dengan kapasitas enam ribu liter air ternyata sangat optimal membantu memadamkan api yaang mengakibatkan asap. "Bantuan Malaysia, Singapura, dan Rusia kita hargai," katanya.

Namun, ia menegaskan kalau memang Indonesia mampu menangani asap sendiri tanpa membutuhkan bantuan maka akan dilakukan. "Kita evaluasi kondisi lapangan dan kondisi sumber daya yang ada. Jika harus dilakukan kerja sama, kami terbuka menerima bantuan," ujarnya.

Retno menuturkan, bantuan ini dengan catatan tergantung kondisi lapangan dan kebutuhan Indonesia. Ia menyebutkan, hari ini kembali masuk dua pesawat tipe BE-200 dengan kapasitas 15 ton dan kini sudah berada di Palembang, Sumatra Selatan. Retno berharap, pesawat ini beroperasi secepat mungkin.

"Karena keperluan kita adalah pesawat dengan kapasitas yang besar supaya memadamkan secara efektif," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement