REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Qatar menyiratkan kemungkinan melakukan intervensi militer pada krisis yang terjadi di Suriah. Sikap itu diambil menyusul langkah Rusia yang menggelar operasi udara mendukung Presiden Bashar al Assad.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (21/10), Menteri Luar Negeri Qatar Khalid al Attiyah mengatakan apapun akan dilakukan untuk melindungi warga Suriah. Qatar tidak akan segan bekerja sama dengan saudara mereka di kawasan, Turki dan Saudi.
"Jika intervensi militer mampu melindungi warga Suriah dari kebrutalan rezim, kami akan melakukannya," ujar dia.
Qatar, kata dia, tidak akan mengampuni tindakan apapun yang menindas warga Suriah. Doha juga tidak takut untuk berkonfrontasi langsung. Tetapi dialog adalah cara paling aman untuk berdamai.
Al-Attiyah menyampaikan itu dalam wawancara dengan CNN. Selama ini, Qatar menjadi salah satu negara yang menyuplai senjata ke oposisi Suriah.
Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan jika Qatar melakukan ancaman dengan intervensi militer maka ini adalah sebuah agresi. Ia berjanji akan merespon dengan keras jika Qatar menyerang mereka.
Jumat mendatang (23/10) Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menlu AS John Kerry akan bertemu di Wina untuk membahas konflik Suriah. Mereka juga akan bertemu dengan perwakilan Turki dan Arab Saudi di Moskow.