REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman mengatakan tidka memiliki alasan mengubah sejarahnya setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Adolf Hitler dirayu untuk melakukan Holocaust oleh ulama Palestina.
Dalam konferensi pers bersama Netanyahu di Berlin, Rabu (21/10), Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan tidak perlu ada perubahan dalam menginterpretasikan sejarah.
"Kami tunduk pada tanggung jawab kami atas Shoah (nama lain Holocaust)," katanya, dikutip Guardian.
Sebelumnya juru bicara Merkel, Steffen Seibert mengatakan Holocaust merupakan kejahatan yang dilakukan Jerman.
"Atas nama pemerintah Jerman, saya bisa sampaikan kami warga Jerman tahu dengan tepat sejarah pembunuhan fanatisme ras yang dilakukan Sosialis Nasional, yakni Shoah," ujarnya kepada wartawan.
Dia menambahkan Holocaust tidak akan dilupakan. Namun, dia tidak melihat alasan Jerman mengubah sudut pandang sejarahnya.
Sebelum berkunjung ke Berlin, Netanyahu mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dia mengatakan Hitler sebetulnya tidak ingin memusnahkan Yahudi. Tindakan Hitler itu dipicu oleh ulama Palestina.
"Mufti Besar Yerusalem Haj Amin al-Husseini, terbang ke Berlin," ujar Netanyahu. "Hitler tidak ingin memusnahkan bangsa Yahudi ketika itu. Ia hanya ingin mengusir Yahudi."
Namun Haj Amin al-Husseini mendatangi Hitler dan mengatakan,"Jika kamu mengusirnya, mereka semua akan datang ke sini."
"Lalu apa yang harus saya lakukan kepada mereka?" tanya Hitler seperti diutarakan Netanyahu. Ia (Haj Amin) menjawab, "Bakar mereka".