REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Korban tewas akibat Topan Koppu hingga Kamis (22/10) meningkat menjadi 54 jiwa dan memaksa puluhan ribu warga desa pesisir mengungsi.
Otoroitas nasional dan lokal mengonfirmasi jumlah korban tewas bertambah menjadi 54 jiwa dari yang semula hanya 47 orang.
"Genangan air dari hujan deras di daerah pegunungan yang disebabkan Topan Koppu terus mengalir menerjang desa pertanian dan nelayan di pesisir dan menenggelamkannya di perairan sampai sedalam tiga meter," kata para pejabat seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Kamis (22/10).
Naiknya permukaan air membuat warga Bulacan dan Pampanga menempuh perjalanan sekitar dua jam perjalanan dari ibu kota Manila, melarikan diri berjalan kaki ke pusat-pusat evakuasi.
"Air tidak punya tempat lain untuk pergi," kata asisten direktur kantor pertahanan sipil di kawasan itu Nigel Lontoc.
Lontoc memperkirakan banjir di daerah pesisir dapat berlangsung sepekan. Koppu menerjang di pantai timur Luzon, pulau terbesar dan paling padat Filipina, Ahad (18/10) pagi dengan kecepatan angin 210 kilometer per jam.
Koppu adalah topan terkuat kedua yang menghantam Filipina dengan membawa hujan lebat yang memicu tanah longsor dan banjir besar.