REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebanyak 50 warga Palestina, termasuk 10 anak-anak tewas sejak awal Oktober di tengah peningkatan ketegangan Israel-Palestina baru-baru ini.
"Saat kita bertemu, peningkatan besar di lapangan, terutama di Wilayah Pendudukan Yerusalem Timur terus bergolak," kata Menteri Urusan Luar Negeri Negara Palestina Riad Al-Malki, dalam satu pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Timur Tengah, Kamis (22/10).
Lebih dari 1.900 orang Palestina cedera, banyak luka parah akibat penggunaan amunisi aktif oleh Israel terhadap penduduk sipil yang tak bersenjata dan tak bisa mempertahankan diri
"Pasukan pendudukan Israel dan pemukim ekstremis serta milisi pemukim Yahudi telah melancarkan gelombang kerusuhan dan kebencian terhadap penduduk sipil Palestina, termasuk pemuda kami. Ratusan orang Palestina telah ditangkap dan ditahan. Rumah dihancurkan dalam tindakan penghukuman kolektif dan pembalasan terang-terangan. Ketegangan sangat tinggi dan situasi memburuk di semua lini," kata Al-Malki.
Al-Malki menyeru Dewan Keamanan untuk memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan krisis saat ini.
"Dewan harus memberi sumbangan untuk menciptakan harapan politik yang dapat dipercaya dan membantu memulihkan harapan buat rakyat pendudukan militer Israel selama 48 tahun atas tanah mereka dan pendindasan mereka akan segera berakhir," katanya.