REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Kamis (22/10) melaporkan organisasi tersebut sangat prihatin dengan dampak kemanusiaan mengenai meningkatnya pertempuran di Kota Taiz, bagian barat-daya Yaman.
Menurut ICRC, telah terjadi pemboman membabi-buta di daerah sipil dan pasokan dasar tak bisa memasuki kota itu.
"Situasi di Taiz sangat menyedihkan, bahkan berdasarkan standar kondisi yang menyedihkan di seluruh Yaman, dan hampir separuh rumah sakit tutup dan banyak orang yang cedera sangat memerlukan pengobatan. Rumah sakit telah melaporkan 22 orang tewas dan lebih dari 140 orang cedera setelah serangan udara dan pemboman kemarin (Rabu, 21/10)," kata Kepala Delegasi ICRC di Yaman Antoine Grand.
"Kami telah meminta semua pihak terkait agar mensahkan pengiriman obat yang sangat diperlukan ke Rumah Sakit Ath-Thawra selama lima pekan belakangan, sejuah ini gagal. Pengiriman ini sangat penting untuk menyelamatkan," kata Antoine Grand.
Setelah lebih dari enam bulan meningkatnya pertempuran darat, serangan udara dan pemboman, rakyat di Taiz juga menderita akibat kekurangan akut air, makanan, listrik, gas dan bahan bakar.
"Kami sangat prihatin, bukan hanya oleh pembatasan yang diberlakukan atas pergerakan barang dasar ke dalam Yaman, tapi juga di dalam negeri tersebut. Hari ini, kami telah bisa membagikan makanan dan bantuan dasar buat sebagian orang yang kehilangan tempat tinggal di pinggiran Taiz, tapi masih tetap sangat sulit untuk mengirim barang dasar ke kota itu," kata Grand.
ICRC menyeru semua pihak dalam konflik tersebut untuk memastikan semua tindakan yang diperlukan dilakukan untuk melindungi warga sipil dan prasarana sipil dan mencabut pembatasan gerakan barang dasar ke dan di dalam Yaman.