REPUBLIKA.CO.ID, BORDEAUX -- Penyidik Prancis mengatakan butuh waktu sekitar satu pekan untuk mengidentifikasi 43 korban tewas dalam kecelakaan truk di Bordeaux, Sabtu (24/10). Penyidik mengatakan insiden tersebut adalah kecelakaan jalanan terburuk yang terjadi di Prancis dalam beberapa dekade.

"DNA, gigi dan semua elemen yang tidak terpengaruh api akan dianalisa," kata Kolonel Patrick Touron dari unit penelitian kriminal kepolisian Prancis, pada reporter. Ia mengatakan, proses identifikasi dan pengembalian jenazah keluarga mereka akan memakan waktu sekitar sepekan.

Hingga saat ini jumlah pasti penumpang di bus wisata masih belum jelas, termasuk kronologis kecelakaan. Menurut sumber yang dekat dengan penyelidikan, pengemudi bus selamat.

Bus tersebut dilaporkan membawa sekitar 50 orang pensiunan yang sedang bertamasya. Mereka baru saja berangkat dari rumah mereka di desa Petit-Palais. Sementara insiden terjadi di Borseaux. Bus tersebut bertabrakan dengan truk hingga meledak. Pengemudi truk dan anak lelakinya yang berusia tiga tahun termasuk dalam korban tewas.

Petugas medis telah berhasil mengekstrak 12 dari 13 jasad dari puing-puing bus pada Sabtu malam. Salah seorang korban selamat, Jean-Claude Leoanrdet (73 tahun) mengatakan, tabrakan terjadi seketika.

"Kami sedang mengobrol dan kemudian ada guncangan dan asap hitam, kami langsung segera keluar," kata Leonardet yang merupakan salah satu dari delapan korban selamat. Ia menceritakan saat itu ia menarik satu orang yang terjebak tapi udara sangat panas sehingga ia harus mundur. "Semuanya meleleh dan berjatuhan di atas kepala kami," kata dia.

Kecelakaan tersebut merupakan yang paling parah di Prancis dalam 30 tahun terakhir. Sebelumnya, kecelakaan terparah terjadi pada 1982 ketika 52 orang, sebagian besar anak-anak tewas dalam kecelakaan bus di Burgundy.

Ikuti Whatsapp Channel Republika