REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin menolak laporan Human Rights Watch yang berbasis di New York, Senin (26/10). Laporan tersebut meyakini pesawat tempur di Suriah telah membunuh 59 warga sipil, termasuk 33 anak-anak.
Kelompok hak asasi membuat laporan berdasarkan keterangan penduduk lokal di Homs utara pada Ahad (25/10). Pemerintah Rusia mengaku masih menyelidiki laporan tersebut.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan dalam beberapa hari terakhir, Moskow telah melihat sejumlah besar berita hoax di media dan rilis data yang disengaja terkait kampanye udara militer Rusia di Suriah.
"Saya berpikir bahwa laporan ini mungkin adalah salah satu dari mereka," ujarnya.
Rusia meluncurkan serangan udara ke Suriah pada akhir bulan lalu. Serangan udara pertama Rusia di Suriah terjadi setelah Presiden Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Barack Obama. Rusia mengklaim serangan ditujukan ke kelompok ISIS.