REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) yang didukung Barat mengaku tidak menolak tawaran dukungan militer dari Rusia. Sayaratnya, Rusia harus berhenti menargetkan pangkalan FSA.
‘’Kami tidak menolak tawaran Rusia itu. Kami hanya mengatakan, jika Rusia serius memberikan tawaran maka mereka mereka harus segera berhenti menargetkan pangkalan kami dan menargetkan daerah sipil,’’ kata juru bicara FSA Mayor Issam Al Reis kepada BBC, Senin (26/10).
Al Reis juga menambahkan, kelompok perlawanan harus menghadapi tentara Presiden Bashar al-Assad tanpa senjata yang cukup. Ia juga menuding masyarakat internasional tidak berniat untuk mempersenjatai mereka.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan Sabtu (24/10) bahwa Angkatan Udara Rusia siap untuk membantu kelompok pemberontak, jika mereka mengetahui kelompok militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berada.
FSA dan Barat menuding Rusia telah menyerang beberapa kelompok pemberontak yang berafiliasi dengan mereka di wilayah barat. Kelompok yang berafiliasi dengan FSA pun banyak dikalahkan oleh militan lain seperti Front Nusra dan ISIS.