Selasa 27 Oct 2015 08:15 WIB

Capres AS Ini Tolak Aborsi

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Ben Carson.
Foto: AP
Ben Carson.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Ben Carson (64 tahun), Ahad (25/10) menyatakan melarang aborsi kehamilan di hampir semua kasus.

Carson mengatakan aborsi menjadi hal yang tidak logis bagi ibu-ibu yang percaya bahwa mereka memiliki hak untuk membunuh anak-anak mereka yang belum lahir.

"Saya orang  yang masuk akal, jika orang bisa datang dengan penjelasan yang masuk akal mengapa mereka ingin membunuh bayi, aku akan mendengarkan," kata Carson dalam "Meet the Press" di televisi NBC seperti dikutip dari laman Asia One, Senin (26/10).

Dia menjelaskan, dalam situasi yang ideal, ibu tidak harus percaya bahwa bayi adalah musuhnya dan tidak harus mencari untuk mengakhiri hidup di janin. Sementara aborsi kehamilan karena perkosaan atau incest, ia mengatakan si ibu dimungkinkan untuk mengakhiri kehamilan jika diperlukan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan mereka sendiri. Tapi dia menekankan kasus tersebut sangat jarang.

"Pikirkan tentang hal ini, selama perbudakan, dan saya tahu itu adalah salah satu kata-kata Anda tidak seharusnya untuk dikatakan, tapi aku mengatakannya selama perbudakan, banyak pemilik budak berpikir bahwa mereka memiliki hak untuk melakukan apapun yang mereka ingin terhadap budak, apa pun yang mereka ingin lakukan,’’ kata Carson.

Dia mengaku ingin melihat aborsi dilakukan dengan cara yang benar. Carson mengklaim mendapat 28 persen dukungan pemilih dari Partai Republik Iowa, dibandingkan dengan 19 persen untuk yang diperoleh kompetitornya calon presiden AS yang juga miliarder Donald Trump.

Hasil ini menurut jajak pendapat Bloomberg/Des Moines Register. Dan dalam jajak pendapat Universitas Quinnipiac yang dirilis Kamis (22/10), Carson mengungguli Trump yaitu 28 persen dibandingkan 20 persen di negara bagian. Namun, menurut polling RealClearPolitics, Trump masih memimpin secara nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement