REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- JK Rowling mengungkapkan alasannya tidak bergabung dalam aksi boikot kultural terhadap Israel.
Rowling mengatakan, kendati menyayangkan langkah yang diambil oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, namun ia ragu keputusan para artis memboikot hubungan kultural dengan Zionis dapat memaksa Netanyahu mundur.
Penulis buku best seller Harry Potter itu merupakan salah satu dari 150 penandatangan surat yang dikirimkan ke the Guardian pekan lalu. Selain Rowling, terdapat nama Melvyn Bragg, Hilary Mantel dan Simon Schama.
Surat ini merupakan respons atas petisi yang ditandatangani 700 artis pada Februari lalu yang menyerukan boikot kultural ke Israel.
Dalam surat yang ditandatangani Rowling disebutkan aksi boikot terhadap Israel memecah belah, diskriminatif, dan tidak akan mendorong perdamaian. Justru sebaliknya, dengan pendekatan kultural akan membangun jembatan, memelihara kebebasan, dan gerakan positif untuk perubahan.
Rowling mengatakan, sejumlah pembaca, telah mempertanyakan sikapnya yang menandatangani surat tersebut. Ia pun memberikan penjelasan di Twitter secara panjang lebar.
Menjawab tanggapan oleh salah satu warga Palestina di Twitter, Rowling mengatakan, "Ia meyakini hak-hak Palestina dan menyesalkan pendudukan, saya khawatir boikot kultural justru menargetkan mereka yang kritis terhadap pemerintahan Israel dan pandangan itu harus didengar."