REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Imad Abu Wadi tak pernah tidur sejak kehilangan mata kanannya selama perang musim panas antara Israel-Palestina di Jalur Gaza.
Pria 26 tahun itu kini telah bertunangan dan sedang menunggu pernikahannya dengan semangat. Tapi, kondisi matanya membuat ia memenjarakan diri di rumah.
"Aku benar-benar menderita. Aku tak pergi keluar demi menghindari orang yang mungkin akan mengatakan sesuatu kepadaku," kata Abu Wadi.
Setahun setelah cedera yang disebabkan serangan udara di dekat rumahnya, Abu Wadi sekarang akan menikah dan merasa lebih percaya diri. Ini semua berkat mata buatan yang ia terima dua pekan sebelum pernikahannya.
Mata buatan tersebut dirancang dan dibuat pusat medis Al-Radwan yang dijalankan lembaga amal Merciful Hands di Gaza. Kelompok tersebut menerima dana dari negara-negara Muslim mencakup Turki, Yordania, Indonesia, Malaysia, dan negara-negara Teluk Arab.
Mereka membantu warga, termasuk korban konflik yang kehilangan mata, cacat bawaan, atau cedera.