REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan perlindungan internasional bagi rakyat Palestina. Ia mengatakan, situasi hak asasi manusia di bawah pendudukan Israel adalah yang terburuk yang pernah terjadi.
Melalui pidatonya di sesi khusus PBB pada Rabu (28/10), Abbas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeksploitasi Holocaust untuk menyerang Palestina. Pernyataan tersebut diprediksi akan membangkitkan ketegangan baru dengan Israel.
Ia mengkritik penyataan Netanyahu pada pekan lalu yang menyatakan Palestina melakukan hastuan di Yerusalem.
"Dia lebih suka menyalahkan Palestina untuk segalanya, bahkan Holocaust. Anda semua tahu bahwa ini adalah benar-benar palsu. Hal ini tidak benar dan tidak berdasar," ujar Abbas dilansir dari Arabnews, Kamis (29/10).
Abbas menjelaskan, Perdana menteri Israel mencoba untuk membebasakan Adlof Hitler dari tuduhan kejahatannya kepada bangsa Yahudi. Sedangkan Netanyahu justru menyalahkan kejahatan pada Palestina sehingga dapat membenarkan penyerangan yang dilakukan pada rakyat Palestina.
Netanyahu telah mengatakan kekerasan yang terjadi merupakan hasil hasutan oleh para pemimpin Palestina, termasuk Abbas, serta peran media sosial. Palestina mengatakan itu adalah hasil dari frustrasi hampir 50 tahun pendudukan Israel.
"Tidak lagi berguna untuk membuang waktu dalam negosiasi demi negosiasi. Apa yang diperlukan adalah akhir dari pendudukan sesuai dengan legitimasi internasional," ujarnya.
Abbas meminta dewan keamanan untuk melakukan perlindungan internasional untuk rakyat Palestina. Israel telah terbukti melakukan pembunuhan di luar hukum dengan melakukan penembakan setelah tuduhan penusukan.