REPUBLIKA.CO.ID, VIENTIANE -- Selama dua bulan ke depan, sekelompok karavan atau rombongan gajah menjelajahi jarak 500 kilometer di sepanjang Laos utara, sebagai bagian dari kampanye untuk menyelamatkan gajah Asia di negara ini dari kepunahan.
Sebanyak 12 gajah beserta pawang mereka akan melakukan perjalanan melalui provinsi Xayaboury dan Luang Prabang, demi meningkatkan kesadaran akan penderitaan gajah.
Kini, hanya ada sekitar 900 ekor gajah Asia yang tersisa di Laos. Kelangsungan hidup spesies ini terancam oleh hilangnya habitat, perburuan dan penyalahgunaan.
Para aktivis perlindungan binatang mengatakan, tanpa langkah-langkah mendesak dalam setengah abad gajah Asia akan hilang dari negeri yang tadiya dijuluki "Tanah Sejuta Gajah" ini.
Dalam bahasa Lao, Lan Xang artinya "1 juta gajah". Dari pertengahan abad ke-14, selama 353 tahun, Lan Xang adalah sebuah kerajaan besar di Asia Tenggara. Wilayah ini akhirnya menjadi bagian dari kehidupan modern di Laos.
Lan Xang kini menjadi nama daerah terluas di ibu kota Laos, Vientiane - jalan yang mengarah ke monumen terkenal ‘Patuxay (Kemenangan), yang dari kejauhan menyerupai Arc de Triomphe di Paris.
Tapi sayangnya, walau namanya bertahan, hampir 1 juta gajah- yang memberi Laos sejarah ini telah menghilang. Dari gajah yang masih tersisa, ada sekitar 350 hidup di alam liar dan sekitar 400 ekor dipelihara.
"Saya ingat ketika saya masih muda, ada lebih dari 50 gajah di kota saya. Dan sekarang, hanya 10 yang tersisa. Ini adalah angka yang menyedihkan,” kata wakil manajer Pusat Konservasi Gajah (ECC) di provinsi Xayaboury, Taksin Phanthasen.
Di tingkat nasional, jumlahnya bahkan lebih mengkhawatirkan.
ECC mengatakan, 80 persen dari gajah yang tersisa di Laos dipekerjakan di operasi pembalakan. Gajah yang terlalu letih bekerja tak berkembang biak dan mati sebelum waktunya. Setiap tahun, rata-rata ada 11 kematian gajah dan hanya dua kelahiran gajah di Laos.
ECC mengutarakan, tanpa tindakan mendesak untuk melestarikan habitat dan menyelamatkan gajah dari aktivitas penebangan, spesies ini akan hilang sepenuhnya dari Laos dalam waktu 30 sampai 40 tahun.
"Jika kita tak bertindak sekarang, kita akan segera melihat dunia tanpa gajah," kata CEO ECC, Sebastien Duffillot.