REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pihak rumah sakit Al-Makassed di Yerusalem, Kamis (29/10), menegaskan tidak akan menyerahkan dokumen pasien Palestina ke aparat Israel. Hal itu ditegaskan rumah sakit menyusul aksi geruduk paksa aparat ke rumah sakit pada Selasa dan Rabu kemari.
Pemimpin rumah sakit, Rafis al-Husseini mengatakan, aparat Israel memasuki fasilitas medis dan meminta data pasien tanpa izin dari pengadilan Israel.
Menurutnya tentara tak berseragam itu sempat menghina pasien dan pegawai sebelum meminta data pemuda Palestina yang ditembak aparat Zionis dan dirawat di rumah sakit itu.
"Bukan tugas kami untuk memberikan informasi tentang seseorang yang datang ke rumah sakit. Tugas kami adalah untuk menolong mereka dan memberikan pelayanan medis," ujar al-Husseini kepada Maan News.
Husseini mengecam tindakan semena-mena Israel terhadap rumah sakit. ia meminta kelompok hak asasi manusia dan komite hukum untuk melindungi rumah sakit Palestina.
"Kekerasan Israel terhadap rumah sakit adalah bertentangan dengan hukum dan sampai saat ini kami tidak melihat ada yang ingin melindungi, staf ataupun pasien.