Ahad 01 Nov 2015 11:15 WIB

Meski Kapal Induk Ditarik, Jumlah Pasukan AS di Teluk Tetap Tinggi

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Pasukan AS di Irak.
Foto: AP
Pasukan AS di Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap negara wilayah Teluk pada semua waktu sangat tinggi meski kapal induknya telah ditarik. Jubeir menjelaskan, hubungan dengan AS dalam arti strategis tidak berubah.

‘’Kehadiran AS di wilayah tersebut sebenarnya telah meningkat, apakah kapal induk telah ditarik atau tidak. Jumlah pasukan Amerika dan pasukan di wilayah tersebut hampir pada rekor yang tinggi," kata Jubeir seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Ahad (1/11).

Pada bulan Agustus, angkatan laut AS mengumumkan bahwa mereka menarik kapal induk sendiri keluar dari Teluk musim gugur ini. Ini dilakukan untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. Jubeir mengatakan kepada Al Arabiya News bahwa Arab Saudi  dan negara anggota Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk (GCC) tidak khawatir dengan keputusan AS.

"Keputusan yang tiba di antara negara-negara Teluk dan AS berkaitan dengan kerja sama militer, berbagi intelijen, keamanan ciber, pertahanan rudal balistik dan semuanya bekerja. Kesepakatan itu dibuat antara pimpinan pemimpin GCC dengan Presiden Obama untuk meningkatkan upaya di daerah-daerah (teluk)," katanya.

Jubeir berbicara pada Dialog Manana ke-11 di Bahrain, sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Institut  internasional yang berbasis di Inggris untuk Studi Strategis think-tank.

Diplomat top Saudi mengatakan bahwa dukungan AS untuk wilayah tersebut tidak harus diukur dengan kehadiran angkatan laut saja. Ia mengaku tidak akan mengukurnya dengan kapal induk yang meninggalkan Teluk atau tidak.

Selama konferensi yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa wilayah Teluk adalah rumah bagi beberapa sekutu tertua pihaknya. "Presiden Obama mengatakan dengan jelas bahwa AS melawan agresi yang sedang terjadi dan selalu tetap menjadi kepentingan nasional inti AS," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement