REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Partai Islam Turki, AKP meraih kemenangan tak terduga dalam pemilihan umum sela, Ahad (1/11) kemarin. Kemenangan ini meningkatkan kekuatan bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Setelah semua surat suara hampir seluruhnya dihitung, AKP memperoleh 50 persen suara. Jumlah tersebut cukup untuk mengambil mayoritas kursi dari 550 kursi parlemen. Suara tersebut juga memiliki margin yang jauh dari yang diperkirakan dibanding partai-partai lain.
Perdana Menteri dan pemimpin AKP Ahmet Davutoglu bersyukur dengan hasil suara. "Hari ini adalah kemenangan bagi demokrasi dan rakyat kita. Mudah-mudahan kami bisa melayani Anda dengan baik selama empat tahun kedepan," kata dia di kediamannya di pusat kota Konya, Anatolian dilansir Reuters, Senin (2/11).
Davutoglu juga berharap bisa maju dan memenangkan kembali pemilu 2019. Di markas AKP di Ankara, ia juga mengatakan bahwa partai-partai politik Turki bisa kerjasama dalam konstitusi baru. Konstitusi tersebut mempromosikan kekuasaan eksekutif untuk presiden.
Seorang pejabat senior dari partai oposisi utama CHP mengatakan, hasil suara adalah bencana. Menurutnya, hasil tersebut bisa memperburuk perpecahan di Turki antara konservatif yang menganggap Erdogan adalah pahlawan kelas pekerja dan sekuler yang curiga terhadap otorisasi dan cita-cita Islam.
Erdogan mengatakan hasil pemilu menunjukkan bahwa bangsa Turki telah berpihak pada stabilitas dan kepercayaan. "Ini juga adalah pesan bagi pemberontak Kurdi bahwa kekerasan tidak bisa berdampingan dengan demokrasi," kata dia.
Dengan 99 persen suara dihitung, AKP berada di 49,4 persen dengan kemungkinan perolehan 316 dari 550 kursi parlemen. CHP oposisi utama berada di 25,4 persen. Mata uang lira menguat ke level terkuat dalam dua bulan terakhir.