Senin 02 Nov 2015 23:45 WIB

PM Rusia Serukan Penyelidikan Menyeluruh Kasus Pesawat Jatuh

Dmitry Medvedev
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
Dmitry Medvedev

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Senin, menyerukan penyelidikan menyeluruh atas pesawat jatuh, yang menewaskan 224 orang, dalam perjalanan kembali menuju St Petersburg dari Mesir, Sabtu (31/10).

"Tugas kuncinya adalah menyelidiki terinci penyebab tragedi itu," kata Medvedev dalam pernyataan, yang disiarkan stasiun televisi pemerintah Rossiya-24.

Pesawat Rusia pengangkut 224 penumpang dan awak itu jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, pada Sabtu. Pesawat Airbus A-321 bernomor KGL-9268 dan dikelola perusahaan penerbangan Rusia Kogalymavia itu terbang dari loka wisata Sharm el-Sheikh di Sinai, Laut Merah, menuju St. Petersburg, Rusia.

Kecelakaan itu terjadi ketika pilot menurunkan ketinggian pesawat di pegunungan terpencil di wilayah tengah setelah terbit fajar, kata Kementerian Penerbangan Sipil Mesir. Pesawat itu tinggal landas pada pukul 05.51 waktu Kairo dan hilang dari pantauan radar 23 menit kemudian.

Pesawat berbadan lebar tersebut hancur berantakan dan semua orang di dalamnya dipastikan meninggal, kata petugas keamanan Mesir yang tiba di lokasi kejadian saat dihubungi kantor berita Reuters melalui telepon. Sumber dari pertugas keamanan Mesir mengindikasikan pesawat jet tersebut ditembak atau diledakkan.

Sinai menjadi basis kelompok militan yang mendukug Negara Islam (IS) di mana ratusan anggotanya tewas oleh tentara dan polisi Mesir dan menjadi sasaran serangan pasukan Barat akhir bulan ini.

Setelah mengalami penundaan akibat buruknya kondisi cuaca, Tim SAR Mesir akan disiagakan di lokasi kecelakaan di wilayah Hassana yang terletak 35 kilometer (22 mil) dari Al Arish, kota pesisir sebelah selatan Mediterenia Sinai, demikian pernyataan kementerian itu.

Saat hilang dari pantauan radar, ketinggian pesawat berada pada 9.400 meter, kata pejabat itu. Sumber SAR mengatakan bahwa lima ambulans tiba di tempat kecelakaan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement