Rabu 04 Nov 2015 12:07 WIB

Ini Permohonan Terakhir Penolakan Sisi di Inggris

Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Republik Arab Mesir Abdel Fattah Al Sisi (kiri) saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/9). (Antara//Yudhi Mahatma)
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Republik Arab Mesir Abdel Fattah Al Sisi (kiri) saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/9). (Antara//Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejumlah politikus Inggris membuat permohonan terakhir kepada pemerintah agar mencabut undangan ke Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.

Berbicara saat menggelar konferensi pers di Westminster, Maha Azzam dari Chatham House mengingatkan, Presiden Sisi  akan menggambarkan dirinya sebagai "benteng" stabilitas dan sekutu Inggris untuk perang melawan terorisme.

"Kekerasan ekstemisme di Mesir telah meningkat sejak Sisi naik ke puncak kekuasaan," ujar Maha Azzam.  

Presiden Sisi dijadwalkan akan datang ke Inggris dalam waktu dekat.  Kelompok Dewan Revolusi Mesir dan kampanye Stop Sisi terus menggencarkan agar Inggris mencabut undangannya ke Sisi.  

Jenderal Sisi merupakan sosok di balik jatuhnya Presiden Mesir dari Ikhwanul Muslimin Muhammad Mursi.  Rezim Sisi juga telah mengecap IM sebagai kelompok teroris dan menangkap satu per satu anggota mereka.

Peter Oborne, kolumnis di Midd eEast Eye mengatakan, kejahatan Sisi bukan masalah kelompok kanan atau kiri. Namun ini berbicara mana yang benar dan salah.  "Akan lebih baik jika kunjungan itu dibatalkan, meski pun dalam menit-menit terakhir," ujarnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement