REPUBLIKA.CO.ID, Peningkatan populasi dunia menyebabkan tantangan dalam mempertahankan diet seimbang, di negara maju juga negara berkembang. Lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia menderita 'kelaparan terselubung' atau kekurangan zat gizi mikro.
Asupan tidak memadai merugikan perkembangan mental dan fisik anak-anak, serta mengurangi kapasitas produksi dan kinerja orang dewasa. Selama dua dekade terakhir telah terjadi penurunan signifikan dalam hal krisis pangan dari 18,7 persen menjadi 11,3 persen, namun secara global krisis pangan terus menjadi kekhawatiran.
Setidaknya, dua per tiga rumah tangga yang mengalami krisis pangan ditemukan di negara-negara berkembang. Kualitas daging yang baik berpotensi mengurangi krisis pangan.
Dilansir dari IFL Science, Rabu (4/11), daging bisa menjadi alat untuk menghilangkan 'kelaparan terselubung' di seluruh dunia. Daging tanpa lemak bagus untuk tubuh karena mengandung profil lipid positif yang moderat.
Pada gilirannya ini berkontribusi pada kesehatan jangka panjang dengan menghasilkan asam lemak tak jenuh ganda dan asam linoleat terkonjugasi (CLA). Sejumlah asam lemak tak jenuh ganda membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah dan menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker payudara.
Asam linoleat mengandung insulin yang menurunkan sifat asam lemak yang menekan perkembangan kanker di tubuh. Meski demikian, daging di sini adalah daging asli, bukan daging hasil olahan.
Daging di sini bukan hanya daging sapi atau kerbau. Daging ayam saat ini bisa menjadi batu loncatan jangka pendek. Konsumsi ayam secara dramatis meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar karena harganya jauh lebih murah.