REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Petinggi Hamas dan Jihad Islam memperingatkan bahwa mereka telah memiliki rencana penggunaan metode perlawanan baru terhadap Israel. Metode ini akan digunakan jika otoritas Zionis terus melakukan langkah-langkah mematikan kepada warga Palestina.
Seperti dilansir Maan News, Rabu (4/11), dalam aksi unjuk rasa yang diselenggarakan oleh gerakan-gerakan Islam di Kota Gaza, para petinggi gerakan mengatakan jika kelompok-kelompok yang ada akan bergabung untuk melakukan intifada.
Aksi unjuk rasa dilakukan sebagai dukungan dalam pergolakan yang berlangsung di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
"Brigade Al-Quds dan Al-Qassam tidak akan menerima ada satu sisi yang berdarah," kata Khalid Al Batsh, pemimpin Jihad Islam. "Kejahatan tidak akan berhasil untuk menghentikan Intifada, dan Anda akan membayar dengan harga mahal atas eksekusi yang Anda lakukan di lapangan," ujar Al Batsh.
Ia mendesak Pemerintah Palestina untuk menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel. Mereka harus memihak untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Dalam pidato yang sama, pejabat senior Hamas Ismail Radwan mendesak rakyat Palestina memilih langkah perlawanan untuk mencegah pendudukan. Hamas dan Jihad Islam menganggap upaya yang dilakukan untuk mencapai kompromi antara pihak Israel dan Palestina sebagai sebuah lelucon. Lebih dari 70 warga Palestina telah tewas oleh pasukan Israel sepanjang Oktober.