REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Polisi India telah menahan tak kurang dari 237 orang sebelum kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke wilayah bergolak Kashmir yang dikuasai India, demikian laporan harian lokal Greater Kashmir pada Rabu (4/11).
Surat kabar tersebut, yang mengutip keterangan polisi, menyatakan orang yang ditahan meliputi 141 pegiat kelompok separatis dan 96 mantan gerilyawan.
Menurut koran itu, kebanyakan penahanan tersebut dilakukan di Kota Srinagar, Ibu Kota Musim Panas Kashmir-India, dan diikuti oleh kota kecil lain.
Pemerintah sudah menahan para pemimpin kenamaan separatis guna mencegah mereka menyelenggarakan pertemuan terbuka berbarengan dengan kunjungan Modi.
Seruan bagi pertemuan terbuka "pawai sejuta orang" dikeluarkan oleh seorang pemimpin senior separatis di wilayah tersebut Sayed Ali Geelani, guna menandingi pertemuan terbuka yang diusulkan oleh Modi dan tantangan terhadap kekuasaan New Delhi atas wilayah itu.
Seruan Geelani didukung oleh hampir semua pemimpin separatis termasuk Mirwaiz Umar Farooq dan Mohammed Yasin Malik, kata Xinhua Kamis (5/11) pagi.
Pemerintah lokal khawatir keikut-sertaan kaum separatis dan pendukung mereka dalam pertemuan terbuka semacam itu akan menyulut demonstrasi anti-India. Satu gerakan separatis yang menentang kekuasaan New Delhi telah muncul di Kashmir yang dikuasai India.
Sementara itu, langkah besar keamanan telah dilancarkan menjelang kunjungan dan pertemuan terbuka oleh pemimpin senior India tersebut.
Kashmir, wilayah Himalaya yang terpecah antara India dan Pakistan, diklaim oleh kedua negara bertetangga di Asia Selatan itu secara keseluruhan. Sejak kemerdekaan mereka dari Inggris, kedua negara itu telah tiga kali terlibat perang, dua di antaranya secara khusus mengenai Kashmir.