REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Presiden Cina, Xi Jinping, mengunjungi Vietnam, Kamis (5/11), untuk memperbaiki hubungan yang tegang akibat sengketa Laut Cina Selatan.
Hubungan bilateral antara Cina dan Vietnam memanas setelah Cina memindahkan rig minyak raksasa di dekat pulau Paracel yang disengketakan. Tindakan ini memicu kerusuhan anti-Cina di Vietnam.
Kedua negara telah mencoba untuk memperbaiki hubungan dengan hubungan kontak tingkat tinggi, termasuk Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong yang mengunjungi Cina pada bulan April.
Kedatangan Xi diberi sambutan karpet merah dan tembakan salvo sebelum kedua pemimpin menuju pembicaraan yang diadakan secara tertutup.
"Saya berharap kunjungan saya bisa membantu persahabatan tradisional kami, menguraikan perkembangan masa depan hubungan kami, dan mengangkat kemitraan kooperasi strategis Cina-Vietnam secara komprehensif ke tingkat yang baru," kata Xi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Cina Xinhua.
Xi dijadwalkan untuk memberikan pidato pada pembuatan undang-undang (UU) Perkumpulan Nasional Vietnam pada Jumat (6/11). Xi kemudian melakukan perjalanan ke Singapura dan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou.
Media pemerintah Vietnam mengutip Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Binh Minh, yang mengatakan para pemimpin akan membahas penguatan hubungan, Laut Cina Selatan dan sengketa lainnya.
Xinhua melaporkan, perjanjian kerja sama meliputi hubungan pihak ke pihak, perdagangan, investasi, dan infrastruktur yang diharapkan akan ditandatangani.