Jumat 06 Nov 2015 07:10 WIB

ISIS Diduga Gunakan Senjata Kimia di Suriah

Rep: C05/ Red: Winda Destiana Putri
ISIS
Foto: Reuters
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, SURIAH -- Pengawas Internasional menemukan fakta yang mencengangkan. Dalam konfllik Suriah, senjata kimia berjenis gas mustard dipakai dalam pertempuran yang ada.

Senjata kimia ini menyebabkan luka bakar pada mata, kulit, dan paru-paru serta dilarang berdasarkan hukum internasional. Namun, senjata tersebut digunakan selama pertempuran oleh gerilyawan dan ISIS.

Menurut laporan rahasia bertanggal 29 Oktober 2015 oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), ada sampel dua orang yang terkena efek mustard. Yakni, berada di Kota Marea, Utara Aleppo, pada 21 Agustus 2015.

"Hal ini sangat mungkin bahwa efek dari sulfur mustard mengakibatkan kematian bayi," kata seorang Anggota OPCW dilansir Al-Arabiya, Jumat (6/11).

Pihak Kurdi juga mengatakan, ISIS menembakkan mortir yang mengandung agen mustard pada pejuang Peshmerga Kurdi di Irak utara selama bentrokan pada Agustus lalu. Mereka mengatakan, sampel darah yang diambil dari sekitar 35 pejuang yang terkena dalam serangan barat daya dari ibu kota daerah Erbil menunjukkan tanda gas mustard.

Ini menimbulkan pertanyaan besar dari mana ISIS mendapat persenjataan seperti ini. Apakah dipasok dari pihak ketiga ataukah mereka membuatnya sendiri. Rencananya, temuan ini akan resmi disampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada akhir bulan ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement