Jumat 06 Nov 2015 08:15 WIB

Rusia Tolak Spekulasi Jatuhnya Pesawat karena Bom

Rep: C21/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Badan pesawat Rusia yang hancur di wilayah gurun Hassana, dekat Kota el-Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu (31/10).
Foto: EPA
Badan pesawat Rusia yang hancur di wilayah gurun Hassana, dekat Kota el-Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, RUSIA -- Rusia masih menolak semua spekulasi terkait jatuhnya pesawat miliknya di Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu (30/11). Hal tersebut terkait dengan pernyataan pejabat Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang mengatakan bahwa pesawat Rusia jatuh karena sebuah bom.

Selain itu, Negara Islam Irak Suriah (ISIS) juga mengklaim hal yang sama.  Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan mengatakan hanya penyelidikan resmi yang dapat menentukan apa yang terjadi.

Dirinya mengatakan bahwa setiap penjelasan yang ada terlihat seperti informasi dan masih bersifat spekulasi. “Hanya penyelidikan resmi yang dapat menentukan apa yang terjadi,” kata dia, Kamis (5/11).

Namun bagaimanapun bahwa sumber keamanan AS dan Inggris, menekankan mereka juga belum mencapai kesimpulan akhir terkait penyebab kecelakaan yang terjadi. Mereka masih memeriksa bukti forensik dan kotak hitam pesawat masih terus dianalisis.

Sementara itu, peneliti Rusia dan Mesir mengatakan bahwa perekam suara kokpit Airbus A321-200 Metrojet telah menderita kerusakan besar dalam kecelakaan akhir pekan yang menewaskan 224 orang.

Kejadian bermula saat Airbus A-321 baru saja lepas landas dari Sharm el-Sheikh di Laut Merah menuju St Petersburg, Rusia pada Sabtu (5/11). Namun pesawat Rusia tersebut, tiba-tiba meledak di Semenanjung Sinai, Mesir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement