REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Kepala perundingan PBB untuk Libya Bernardino Leon dinilai berat sebelah dalam penyelesaian konflik di negara tersebut. Kritikan ini disampaikan setelah Leon yang akan segera berhenti dari posisinya diduga menerima pekerjaan dari lembaga riset di Uni Emirat Arab (UEA).
Dilansir laman Al Jazeera, Bernardino Leon menghabiskan waktu lebih dari satu tahun unk mencoba mencapai titik temu antara dua pemerintah saingan di Libya. Tapi di saat bersamaan ia diketahui sedang bernegosiasi untuk tawaran pekerjaan bergaji tinggi dengan UEA. Seperti diketahui negara tersebut merupakan pendukung pemerintah Libya yang diakui secara internasional di Tobruk.
Kontan hal itu membuat marah kelompok saingan Libya Dawn yang membentuk pemerintahan di Tripoli. Mereka mengutuk keputusan Leon dan menyebutnya pincang dalam menjembatani negosiasi di Libya.
Libya Dawn menuntut penjelasan Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam sebuah surat. Surat tersebut menyatakan, perekrutan Leon oleh Emirates Diplomatic Academy (EDA) membuat keraguan akan kredibilitasnya.
Leon bulan lalu mengumumkan usulan pemerintah persatuan nasional. Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Kamis (5/11) anggota parlemen kedua pemerintah telah menandatangani surat yang menyatakan komitmen mereka mendukung itu.
EDA mengumumkan pada Rabu (4/11), Leon akan menjadi direktur jenderal pada Desember. Menteri Luar Negeri sekaligus Ketua Dewan EDA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan mengatakan, pengalaman dan pehamanan geo politik Leon bisa membawa EDA menjadi kaya sumber untuk generasi diplomat mereka.